Apa Benar Takah Seribu Desa Seleman Adalah Laluan Seribu Takah Menuju Surga - PENA MEDIA

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Loading...

Monday, June 5

Apa Benar Takah Seribu Desa Seleman Adalah Laluan Seribu Takah Menuju Surga

Kerinci bagaikan tak pernah habis dengan cerita mistik dan cerita cerita rakyat yang di pelihara dan di sematkan dengan cukup baik sehngga masih banyak pemuda pemudi yang masih bisa mendengar cerita cerita rakyat seperti ini di zaman penuh dengan technology seperti hari ini.


Peranan penulis artikel di blog juga tidak dapat kita pertikaikan dengan mematen kan tulisan rakyat di dunia maya sedikit sebanyak mampu melindungi cerita cerita sebegini dari luput di telan zaman.

Kembali kepada judul artikel di atas Takah Seribu Desa Seleman Adalah Laluan Seribu Takah Menuju Surga, Cerita ini di ungkapkan sendiri oleh seorang wanita yang sudah berusia sekitar 100 tahun bergelar nunyang ndi lemi di kediamanya beberapa waktu lalu.

Alkisah bermula pada sekitar era penaklukan besar besaran dunia oleh kerajaan jepang berpuluh tahun lalu dan kerinci pada waktu itu ikut di jajah oleh jepang yang menguasai indonesia walaupun di tantang serius oleh gerakan laskar merah putih merdeka pada waktu itu.

Di kerinci sendiri jepang bukan tampa perlawanan pahlawan pahlawan kerinci yang mahir seni bela diri seperti silat bersiap menggempur andaisaja ada sekelompok jepang yang lengah, Tentara jepang di bantai dengan keris serta pedang pedang yang di balut dengan kain merah, kain merah itu bagai satu petanda sumpah siap untuk mati pahlawan kerinci.

Tepat nya di desa seleman jepang mengumpulkan hasil panen padi yang di rampas dari warga sekitar, padi padi tersebut di kumpulkan dan di jemur di lumah larik panjang atau di kenal dengan nama laman ujo bagi warga desa seleman.

Untuk pengetahuan pembaca lumah larik di seleman juga di kenali sebagai laman ujo itu dikernakan terdapat sebuah halaman yang cukup luas dan cukup panjang dengan kiri kanannya ketika itu di pagari oleh rumah larik panjang, rumah larik panjang sendiri adalah puluhan buah rumah yang bersambung dan panjang tidak menggunakan paku seperti layaknya rumah rumah ketika ini. rumah ini di huni oleh ratusan keluarga.

Padi padi yang di rampas dari warga sekitar seleman cupak pendung tebing tinggi dan desa2 sekitar akan di kumpul di laman ujo, bagi padi rampasan dari sekitar pendung akan melalui takah seribu ini.

Akibat dari kerja keras yang di paksakan oleh tentara jepang dan kurangnya makanan pada ketika itu banyak dari warga kerinci yang tidak mampu menempuh takah seribu, akibatnya satu persatu mereka terjatuh dan berguling dengan bebanan berat yang mereka bawa dan banyak dari mereka nyawanya tidak dapat di selamat kan.

Pada akhir dari pemerintah jepang anak anak kecil desa seleman masih takut untuk berjalan di takah seribu jangankan berjalan di sana melihat saja kami takut ujar nunyang ndi lemi yang ketika itu masih kecil.

Akibat dari trauma tersebut maka di bina seuah masjid dan kolam air yang berwarna hijau pas di puncak takah seribu maka di ceritakan kepada anak anak ketika itu bahwa takah seribu adalah takah menuju ke surga, dan orang orang tua kompak menceritakan hal yang baik tentang takah seribu sehingga hari ini.

Sejak dari itu anak anak mulai tidak takut lagi untuk melalui takah seribu kerna terdapat masjid yang kolam airnya berwarna hijau dan anak anak kecil ketika itu percaya jika air kolam tersebut memang berasal dari surga itu dikernakan puncak takah seribu amat tinggi dan amat mustahil untuk membina sebuah kolam di puncak situ.

ANDA SUKA CERITA INI BERIKAN KOMENTAR ANDA DAN SILAKAN DI SHARE ASALKAN TIDAK DI COPY PASTE

Penulis: Rokibun Network
Copyright: Pena Media Network

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Loading...