Rombongan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus menempuh perjalanan lebih lama dari waktu yang semestinya dalam penerbangan Singapura-Australia.
Waktu normal penerbangan Singapura-Australia seharusnya 8,5 jam, tapi Netanyahu yang akan melakukan kunjungan bersejarah ke Negeri Kanguru menempuh perjalanan selama 11 jam.
Dilansir dari The Guardian, pesawat yang dioperasikan oleh El Al, yang membawa bendera Israel, dilarang melintasi wilayah udara sejumlah negara Muslim.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia, juga menunjukkan sikap yang tegas. Pemerintah tak mengizinkan pesawat Israel melintasi wilayah Nusantara. Ini yang membuat pesawat rombongan Netanyahu mesti berputar menghindari wilayah udara Indonesia.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan bahwa sikap pemerintah tegas memberi dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, yang terus berkonflik dengan Israel.
"Hal yang paling penting adalah semangat untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina," katanya dalam sebuah kesempatan.
Netanyahu sendiri berusaha melakukan pendekatan terhadap pemerintah Indonesia untuk membangun hubungan diplomatik secara resmi. Menurutnya, ada banyak kesempatan kerja sama bilateral dari dua negara itu.
Alasan untuk putus hubungan antara dua negara itu sudah tidak relevan lagi karena keduanya sama-sama memerangi terorisme.
Source: Brilio.net