Sebanyak 15 Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) ditahan dalam Ops Terpadu Khusus (OBK) seri 3 oleh Area Keamanan Khas Pantai Timur Sabah (ESSCom) di enam desa sekitar FELDA Sahabat pada Kamis.
Komandan ESSCom DCP Dato 'Wan Abdul Bari Wan Abdul Khalid mengatakan semua PATI ditahan terdiri dari warga Filipina berusia antara 16 sampai 49 tahun karena gagal mengemuka dokumen pengenalan diri sah ketika diperiksa.
"Operasi berkelanjutan yang kita laksana sangat efektif karena kebanyakkan Pati meninggalkan daerah tersebut untuk menghindari ditangkap pasukan keamanan," katanya.
Antara desa sasaran operasi adalah Kg. Tambisan, Long Patau, Lok Buani, Tanjung Labian Darat, Tanjung Batu dan Tanjung Tegupi Laut.
"Dalam operasi bersangkutan, sebanyak 450 orang diperiksa dan dari jumlah itu, sebanyak 62 orang dibawa ke pusat dokumentasi untuk tujuan izin keamanan oleh Departemen Imigrasi Malaysia karena memiliki dokumen pengenalan diri meragukan.
"Mereka yang ditahan dan ditangkap akan diselidiki berdasarkan Pasal 6 (1) (C) UU Imigrasi 1959/63, sebelum dikirim ke Pusat Tahanan Sementara (PTS) di Sandakan untuk proses deportasi ke negara asal," katanya.
Dia mengatakan selama operasi itu juga, pasukan keamanan menahan dua pria warga asing berusia awal 20-an bekerja sebagai buruh perkebunan atas kesalahan positif narkoba jenis Methamphetamine (syabu).
Kedua tersangka diserahkan ke Balai Polis Cenderawasih dan kasus diselidiki berdasarkan Akta Dadah Berbahaya 1952.
Sementara itu, Wan Abdul Bari mengatakan Otoritas Lokal (Dewan Daerah) telah merobohkan 93 rumah di tiga desa lain yang didirikan di atas tanah milik pemerintah.
"Sebanyak 93 rumah yang dikosongkan PATI dalam dua operasi Terpadu sebelumnya telah dihancurkan adalah di Kampong Kenali, Pangkalan dan Batu.
"Sebenarnya pemerintah setempat telah mengeluarkan pemberitahuan pindah ke penduduk daerah itu setahun lalu, karena mereka mendirikan rumah di lahan milik pemerintah, tetapi kebanyakan dari mereka mengabaikan perintah itu," katanya.
Dalam pada itu, ia mengatakan operasi kali ini juga bertujuan mendeteksi dan menghapus elemen-elemen kriminal dan militan seperti kelompok teroris Abu Sayyaf dan militan Daesh dari bertapak di daerah bersangkutan.
Ini akibat tindakan drastis pemerintah Filipina yang sedang menegakkan hukum militer di wilayah Utara Mindanao (Marawi).
"ESSComsentiasamengambil langkah proaktif termasuk memperketat pengamanan di perairan negara, terutama di perbatasan perairan dekat negara tetangga Filipina termasuk mengadakan operasi berkelanjutan dan mengadakan kerjasama dari aspek intelijen dan pertukaran informasi keamanan dengan pasukan keamanan negara Filipina," katanya.
"Operasi berkelanjutan yang kita laksana sangat efektif karena kebanyakkan Pati meninggalkan daerah tersebut untuk menghindari ditangkap pasukan keamanan," katanya.
Antara desa sasaran operasi adalah Kg. Tambisan, Long Patau, Lok Buani, Tanjung Labian Darat, Tanjung Batu dan Tanjung Tegupi Laut.
"Dalam operasi bersangkutan, sebanyak 450 orang diperiksa dan dari jumlah itu, sebanyak 62 orang dibawa ke pusat dokumentasi untuk tujuan izin keamanan oleh Departemen Imigrasi Malaysia karena memiliki dokumen pengenalan diri meragukan.
"Mereka yang ditahan dan ditangkap akan diselidiki berdasarkan Pasal 6 (1) (C) UU Imigrasi 1959/63, sebelum dikirim ke Pusat Tahanan Sementara (PTS) di Sandakan untuk proses deportasi ke negara asal," katanya.
Dia mengatakan selama operasi itu juga, pasukan keamanan menahan dua pria warga asing berusia awal 20-an bekerja sebagai buruh perkebunan atas kesalahan positif narkoba jenis Methamphetamine (syabu).
Kedua tersangka diserahkan ke Balai Polis Cenderawasih dan kasus diselidiki berdasarkan Akta Dadah Berbahaya 1952.
Sementara itu, Wan Abdul Bari mengatakan Otoritas Lokal (Dewan Daerah) telah merobohkan 93 rumah di tiga desa lain yang didirikan di atas tanah milik pemerintah.
"Sebanyak 93 rumah yang dikosongkan PATI dalam dua operasi Terpadu sebelumnya telah dihancurkan adalah di Kampong Kenali, Pangkalan dan Batu.
"Sebenarnya pemerintah setempat telah mengeluarkan pemberitahuan pindah ke penduduk daerah itu setahun lalu, karena mereka mendirikan rumah di lahan milik pemerintah, tetapi kebanyakan dari mereka mengabaikan perintah itu," katanya.
Dalam pada itu, ia mengatakan operasi kali ini juga bertujuan mendeteksi dan menghapus elemen-elemen kriminal dan militan seperti kelompok teroris Abu Sayyaf dan militan Daesh dari bertapak di daerah bersangkutan.
Ini akibat tindakan drastis pemerintah Filipina yang sedang menegakkan hukum militer di wilayah Utara Mindanao (Marawi).
"ESSComsentiasamengambil langkah proaktif termasuk memperketat pengamanan di perairan negara, terutama di perbatasan perairan dekat negara tetangga Filipina termasuk mengadakan operasi berkelanjutan dan mengadakan kerjasama dari aspek intelijen dan pertukaran informasi keamanan dengan pasukan keamanan negara Filipina," katanya.
No comments:
Post a Comment