Pertempuran Angin Desa Ambai, Si Penguasa Empat Penjuru Angin Di Daerah Kerinci - PENA MEDIA

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Loading...

Sunday, May 21

Pertempuran Angin Desa Ambai, Si Penguasa Empat Penjuru Angin Di Daerah Kerinci

Jika petempuran senjata modern maupun senjata seperti pisau parang dan keris sudah biasa kita lihat di tv koran ataupun di kehidupan kita seharian, Tetapi pernahkah anda melihat pertempuran angin mistik???


Pada zaman dahulu ilmu mistik bermaharajalela di seluruh pelosok indonesia, ada berbagai jenis ilmu mistik yang sering kita dengar, sehingga hari ini kesemua ilmu mistik itu sudah di anggap hanya mitos atau sekedar bunga-bunga cerita.

Mari kita ke negeri di atas awan kerinci tepatnya di desa ambai kecamatan setinjau laut, Di sini pernah terjadi pertempuran besar angin mistik di yang masih berlaku di zaman modern ini.

Mungkin cerita ini sulit di percaya oleh anak-anak era smart phone tetapi bagi mereka yang lahir di era permainan klereng masih menjadi permainan top anak-anak kerinci ketika itu cerita ini bukan cerita mustahil.

Menurut sumber pertempuran terjadi ketika acara sepak bola antara desa yang di adakan di desa seleman koto tengah bertindak sebagai tuan rumah di acara tersebut.

Desa ambai berhasil melaju ke pentas final selepas mengalahkan desa seleman yang juga bertindak sebagai tuan rumah dengan score 1-0, Di pentas final telah menunggu desa tanjung batu yang terlebih dahulu mengalahkan desa pendung talang genting (pentagen) dengan score 2-0.

Final sepak boal ini berlangsung cukup dramatis lewat adu penalti selepas score terikat 0-0, Tanjung batu berhasil keluar sebagai pemenang di acara tersebut, Nah pada waktu itu beberapa pemain dari desa ambai sempat berbisik dan mengatakan jika desa tanjung batu bermain dukun atau menang dengan cara menggunakan ilmu mistik di turnamen tersebut.

Sempat terjadi pertengkaran kecil antara dua pendukung desa ambai dan desa tanjung batu saling menuduh, Yang akhirnya di leraikan oleh panitia dari desa seleman akhirnya kondisi tetap aman sehingga habis acara sepak bola antara desa yang di adakan ketika itu.

Sekitar 30 menit selepas kedua-dua team pulang ke desa masing-masing keadaan tenang terjadi di langit desa seleman, seolah-olah angin terkumpul di satu tempat, orang-orang tua dari desa seleman sedia maklum akan ada pertempuran angin akan berlaku, Lalu sekitar beberapa menit angin kuat tiba-tiba behembus kencang dari desa ambai menyapu permukaan tanah desa seleman selang beberapa detik angin kembali berhembus kencang menyapu langit desa seleman saat itu pohon-pohon kelihatan meliuk-liuk seolah ingin patah.

Terjadi beberapa tiupan angin yang kuat dari desa ambai biarpun begitu desa seleman tetap tidak mengalami sebarang kerosakan harta benda maupun pohon-pohon yang patah, Orang tua desa seleman sedia maklum jika desa seleman bukanlah target dari serangan angin tersebut.

Tapi desa tanjung batulah yang menjadi target sebenar angin mistik tersebut ya akibat salah paham yang berlaku di acara sepak bola yang diadakan di desa seleman itulah punca berlakunya serang angin ini.

Setelah beberapa menit angin dari ambai menyerang desa tanjung batu mulai membalas, Mulailah pertempuran angin terjadi beberapa tiupan angin dari desa tanjung batu telah mematahkan pohon-pohon durian yang tinggi di desa seleman tepatnya di sungai tuak pasa sore kerna permukaan tertinggi desa seleman berpusat di sungai tuak.

Akibat dari perlawanan angin tersebut pusaran-pusaran atau di sebut puting beliung kecil mulai kelihatan di sungai tuak anak-anak kecil yang tidak mengerti apa-apa bersorak gembira dan terus bermain dengan puting beliung itu. irfan warga sungai tuak ketika itu mengaku masih kecil dan tidak menyedari jika pusaran angin kecil yang timbul itu akibat dari pertempuran angin antara desa ambai dan tanjung batu.

"kami asik bermain pusaran angin kecil itu sambil memasukkan hampas padi ke dalam pusaran" ujar Pak anto mengimbas kenangan masa kecilnya

"kami tidak pernah takut dengan keadaa itu kerna kami tau ambai sering melepas angin mistik dan kami tau seleman bukanlah target dari angin tersebut" ujar mat novra

Walaupun pandangan mata anak-anak pusaran angin itu hanyalah pusaran angin biasa ternyata ianya berbeda dengan pandangan orang tua cerdik pandai mereka segera maklum jika pertikaian ini masih berlangsung mereka juga akan mendapat kerugian dari pertempuran ini kerna mereka sedia maklum jika garis lurus tempat tertinggi di antar desa ambai dan desa tanjung batu ialah sungai tuak.

Beberapa tokoh orang cerdik pandai seleman mulai berdiri di tengah laman sambil memandang ke langit sementara itu pertempuran angin masih tetap terjadi, Terdengar orang tua dari desa seleman berteriak

"Sudah lah ado masalah nek nih kalo iko agi ugeo model inih kamai ngan tananyao anak kamai ngan keno musibah" 

Di hentak kakinya di tanah sebanyak tiga kali perlahan angin bertiup seolah mengerti dan mulai kembali normal desa ambai dan desa tanjung batu berdamai dalam pertempuran tersebut.

"Cerita di atas di ceritakan oleh orang tua dari desa seleman"

Hikmah di sebalik cerita di atas adalah pentingnya orang tengah jika terjadi perkelahian antara desa tetangga, orang tengahlah yang harus terjun tangan untuk mendamaikan kedua belah pihak yang bertelagah. sekian terima kasih

Cerita di atas juga bukan rekaan tapi benar pernah terjadi


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Loading...